Belajar dari "Saboten"
Mendapatkan banyak sekali pelajaran sekaligus Tips dan trik khusus dari salah satu owner Saboten yaitu ibu Siti Hajnia. Usaha yang berawal dari iseng namun menghasilkan ini sudah hampir lebih dari 10 tahun berjalan. Tahun 2006, ketika ibu Nia masih dibangun perkuliahan usaha ini mulai dirintis. Tiga teman yang habi makan ini tidak ingin menyia-nyiakan waktu yang ada, dengan modal yang alot didapat usaha ini berdiri.
"Tahun 2006 saat itu saya masih semester dua seperti kalian, awalnya kita suka banget nongkrong dan mencoba makanan yang baru dan belum pernah. Namun setelah dipikir pikir kok cuman gini aja ya, akhirnya kami punya ide untuk membuat kafe yang menjual masakan Jepang. Pada jaman itu kan memang kafe belum banyak di malang ini tapi mahasiswa nya sudah mulai berdatangan. Selain itu masakan Jepang sendiri kan juga biasanya dikenal dengan harga yang mahal dan terkadang juga kurang pas di lidah orang Indonesia. Dilindungi sisi salah satu teman saya juga pernah kerja di salah satu kafe di Jepang dan dia mau diajak bekerjasama. Dari situlah ide kami berkembang, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan Saboten ini yaitu sebuah kafe sekaligus tempat makan yang menjual makanan jepang namun Murah, Cocok dilihat orang Indonesia dan halal". Merupakan cerita yang cukup singkat dari salah satu pendiri Saboten ketika ditanya awal mula berdirinya Saboten.
Berikutnya mengenai modal dan cara cara untuk mengatur waktu ketika usaha ini berdiri "Buat dapat modal cukup alot juga, tapi memang full semua modalnya dari orang tua kita walaupun butuh waktu untuk merayu mereka sehingga percaya untuk memeberikan sejumlah uangnya buat memulai usaha kita tapi alhamdulillah mereka percaya lagian kita atau saya kan juga bukan tipe yang suka berbohong gitu jadi ya mereka percaya untuk memberikan modal". Dan tips untuk membagi waktunya gimana antara usaha dan kuliah "Jadi memang cukup susah sih untuk menyeimbangkan keduanya. Akhirnya saya memutuskan untuk hanya melakukan dua hal penting ini saja yaitu kulihat dan usaha saja. Hampir dikatakan saya tidak pernah nongkrong lagi ketika usaha ini mulai dibuka apalagi ikut organisasi semacam himpunan atu bem gitu. Bisa dikatakan saya hampir tidak tahu mengenai apa yang terjadi dikampus Event atau acara acara kampus gitu. Intinya saya hanya fokus di dua hal ini kuliah dan Saboten".
Selanjutnya tentang bagaimana usaha ini berkembang dan berinovasi, dan dengan cukup jelas ibu Nia memaparkan. "Awalnya kan kalo menu kita kembangkan sendiri berhubung teman saya yang pernah di Jepang itu tahu, tapi kita juga membayar chef untuk membantu dalam pengembangan Menunya. Untuk karyawan saat itu kita Page Tiga dan saya juga turun langsung sebagai kasir, cuci piring dan yang lainnya."
Selama lebih dari sepuluh tahun Saboten juga terus mengembangkan kinerjanya mulai dari kualitas hingga karyawan sendiri. "Kalo dulu kan kita cari karyawan hanya karena butuh tapi sekarang karyawan lah yang harus sesuai standar kita jadi untuk perekrutannya mengalami perkembangan sesuai zaman jugaa."
Untuk masalah kualitas dan tempat "Kalo untuk hal ini jelas kami terus berkembang untuk bisa bertahan hingga lebih dari sepuluh tahun ini. Pertama dari bahan baku, kita benar benar menjaga kualitasnya kita menggunakan proses dan prosedur khusus untuk mengamankan kualitasnya. Hal lain yaitu tempat yang terus kita Update dari tahun ketahuan sehingga dapat terus bersaing dengan kafe kafe jaman sekarang yang sudah banyak banget. Dan masalah brand, baru baru ini kamu mengembangkan Saboten menjadi franchise dan alhamdulillah sudah ada franchise kami di pulau Kalimantan dan juga syukurnya disana Saboten laku keras"
Sebenarnya masih banyak sekali pelajaran yang kita ambil dari wawancara kami bersama salah satu pemilik Saboten ini. Hampir sekitar 2 jam obrolan dan sharing bersama ibu Nia. Berikut beberapa halaman yang dapat saya simpul kan dan menjadi hal yang perlu kita teladan dan pelajari :
- Lihatlah sebuah hobi atau kebiasaan menjadi sesuatu yang menghasilkan bahan mungkin itu akan menjadi pekerjaan utama kita.
- Jadilah seseorang yang berani memulai suatu hal, dapat dipercaya dan tanggung jawab.
- Jangan pernah berhenti dan berpuasa diri, teruslah berusaha dan berkembang apalagi bila kita menjadi pengusaha, teruslah berinovasi.

Komentar
Posting Komentar